Industri fashion, terutama konsep fast fashion, diketahui diketahui berkontribusi hingga 10 % dari jumlah emisi karbon global. Menurut laporan BBC, angka ini ternyata lebih besar daripada seluruh industri penerbangan dan pengiriman laut ketika digabungkan. Sementara itu, Institute for Environmental Research and Education (IERE) melaporkan bahwa sekitar 92 juta ton tekstil berakhir menumpuk di tempat pembuangan setiap tahunnya, sehingga memperparah krisis limbah.
Menariknya, jika bicara soal fashion, banyak orang masih percaya bahwa busana oversized otomatis lebih boros karena memakai lebih banyak kain. Padahal,dengan teknologi seperti low-waste dan tren slow fashion yang sedang berkembang, ukuran fisik bukan satu-satunya variabel yang memengaruhi dampak lingkungan. Oversized yang diproduksi efisien dan bisa dikenakan jangka panjang telah berhasil menangkal mitos soal pemborosan kain. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Benarkah Makin Banyak Kain Berarti Makin Besar Emisi?
Busana oversized memang memerlukan lebih banyak bahan, sehingga banyak orang berpikir bahwa prosesnya lebih panjang dan menghasilkan lebih banyak emisi. Namun melansir Mongabai, jejak karbon tidak hanya berasal dari ukuran per item, melainkan juga dari jumlah produksi massal, boros atau tidaknya teknik cutting, serta permintaan yang berimbas pada stok berlebih.
Konsumsi global meningkat drastis sejak tahun 2000, sementara angka pemakaian pakaian per orang justru turun sekitar 36 %. Hal ini justru menunjukkan bahwa produksi berlebih (overproduction) lebih berbahaya daripada oversized itu sendiri. Oversized yang dipotong dari pola otomatis (seperti Tetris) atau diproduksi on demand dapat jauh lebih ramah lingkungan daripada produksi massal yang menghasilkan banyak bahan terbuang di gudang.
Durabilitas dan Efisiensi Oversized
Pakaian oversized biasanya dibuat dari bahan kokoh, berupa rautan tebal atau kain woven berkualitas, yang membuatnya tahan lama dipakai bertahun-tahun. Studi dari INTEXTER menunjukkan busana yang memenuhi standard ramah lingkungan berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 44 % jika umur pakai dua kali lipat dibanding pakaian fast‑fashion sintetis.
Bahkan, usaha memperpanjang usia pakai hanya sembilan bulan saja dapat mengurangi jejak karbon, air, dan limbah hingga 20–30 %. Saat konsumsi dikurangi, dan setiap potongan oversized digunakan berulang, beban lingkungan justru bisa berkurang signifikan.
Evolusi Produksi Fashion yang Makin Pintar
Mengingat semakin tingginya kesadaran terhadap lingkungan, maka beragam perubahan pun terjadi di dunia fashion. Saat ini teknik desain dan produksi fashion sudah berevolusi untuk mengurangi beban lingkungan, antara lain:
- Zero-waste pattern cutting meminimalkan sisa kain hingga hampir nol.
- Marker optimization dan layout AI membantu memotong pola oversized secara akurat, sehingga kain tersisa minimal.
- Kombinasi strategi produksi micro-factory dan on-demand mencegah kelebihan inventaris, sehingga penting untuk style oversized yang tidak cocok semua ukuran.
Dengan menerapkan teknik di atas, efisiensi produksi kini mempersempit ruang bagi limbah kain sekalipun saat membuat oversized item. Jika semua orang memiliki kesadaran fashion yang cukup, maka beragam masalah lingkungan akan bisa teratasi dengan baik.
Bahan Baku Sebagai Faktor Penentu Jejak Karbon Oversized
Fashion item oversized yang dibuat dari poliester atau akrilik tetap memiliki jejak besar karena bahannya berbasis fosil, sulit terurai, dan menjadi sasaran utama pelepasan mikroplastik. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 35 % microplastik di lautan berasal dari pencucian kain sintetis, terutama yang sering dipakai pada baju-baju oversized bekas atau sudah dipakai berulang.
Sebaliknya, oversized dari katun organik, hemp, viscose daur ulang, atau blended natural fiber menawarkan jejak karbon jauh lebih rendah, bahkan jika kain yang digunakan lebih banyak. Karenanya, bahan-bahan ini direkomendasikan para ahli dan pemerhati lingkungan untuk membantu menyukseskan konsep sustainability.
Strategi Cerdas Memilih Oversized
Berdasarkan ulasan di atas, bisa diketahui bahwa menggunakan baju oversized tidak serta merta merusak alam karena bahan kain yang digunakan lebih banyak. Jika dipilih dengan seksama, fashion oversized justru bisa jadi opsi yang ramah lingkungan, jika memenuhi syarat berikut:
- Dibuat dari material tahan lama, bukan sintetis sekali pakai. Beberapa bahan yang direkomendasikan antara lain adalah hemp (rami), linen, kapas organik, wool, dan bahan ramah lingkungan lainnya.
- Pilih desain timeless agar tetap relevan tanpa perlu diganti setiap musim. Cara ini akan meningkatkan jangka pemakaian baju sehingga tidak perlu terlalu banyak baju di lemari, yang akhirnya hanya akan menumpuk dan tak terpakai.
- Pastikan produk fashion yang digunakan telah diproduksi secara efisien, bukan dalam jumlah besar tanpa permintaan.
Oversized bukan pemborosan jika direncanakan dan dipakai dengan bijak. Meskipun memerlukan lebih banyak bahan dalam proses produksi, namun jumlah kain bukan penentu tunggal dampak iklim.
Tips Merawat dan Memaksimalkan Umur Pakai
Dengan busana oversized yang memenuhi kriteria ramah lingkungan, pengguna bisa memaksimalkan satu potong dalam banyak gaya, serta mengurangi frekuensi beli baru. Produksi yang efisien, bahan yang sadar lingkungan, desain yang tahan lama, dan frekuensi pemakaian jauh lebih berpengaruh.
Berikut beberapa tips perawatan baju oversized agar tetap ramah lingkungan:
- Ikuti instruksi cuci: banyak kain alami panjang umur jika dicuci dengan air dingin, deterjen lembut, dan dipakai sabun ringan atau dibilas ulang.
- Hindari pengering mesin: bahan alami rusak lebih cepat jika sering dikeringkan panas atau digerus.
- Rawat ringan: tambal jahitan longgar, perkuat area gesekan seperti siku atau pinggang, cintai lipatan & kancing.
- Simpan benar: terutama wol & linen agar terhindar dari rayap dan kelembapan ekstrem.
Oversized bisa menjadi alternatif fashion berkelanjutan asalkan dipilih dan dirawat dengan cerdas. Jejak karbon yang rendah lebih mungkin tercipta bila konsumen mampu berpikir panjang, bukan hanya soal “ukuran lebih” tetapi nilai pakai yang lebih lama dan sistem produksi yang menghargai sumber daya.
Reference :
https://news.mongabay.com/2020/04/trendy-cheap-and-dirty-fashion-is-a-top-global-polluter/
https://www.weforum.org/stories/2020/01/fashion-industry-carbon-unsustainable-environment-pollution/
https://phys.org/news/2022-09-reusing-kg-co2.html
https://iere.org/how-much-does-fast-fashion-contribute-to-climate-change/
https://www.ethicalconsumer.org/fashion-clothing/carbon-cost-clothing
Image Source :
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/attractive-stylish-blonde-woman-jeans-oversize-1463351102
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/wooden-puzzle-question-mark-symbol-concept-2561758591
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/woman-cant-decide-what-wear-closet-2621756269
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/modern-woman-oversized-shirt-sunglasses-stands-2436695051
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/co2-neutral-emission-text-note-on-2338709235
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/portrait-stylist-woman-model-wearing-white-2578167609
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/colorful-white-laundry-inside-washing-machine-2572852757