Tren “Sewa Pacar” Saat Imlek: Antara Tekanan Sosial dan Peluang Bisnis

Bagikan Artikel :

Imlek identik dengan pulang kampung, kumpul keluarga besar, dan—bagi sebagian orang—serangan pertanyaan seputar pasangan. Di tengah budaya yang masih menilai “mapan” dari status hubungan, kebutuhan untuk tampil “tidak sendirian” justru melahirkan peluang bisnis baru: jasa sewa pacar.

Latar Sosial dan Budaya di Tiongkok

  • Cina adalah salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia, dengan tradisi keluarga yang kuat. Bagi mereka yang berkarier cemerlang namun belum memiliki pasangan, momen Imlek bisa memicu kecemasan.

  • Konsep kebahagiaan yang sering dikaitkan dengan keberadaan pasangan masih mengakar. Istilah sheng nu—secara harfiah sering dipahami sebagai “wanita sisa”—menempel pada perempuan berusia 27 tahun ke atas yang belum menikah.

  • Kebijakan satu anak (1979) ikut membentuk kekhawatiran orang tua terkait masa depan pernikahan anak. Minimnya saudara kandung dianggap membuat anak kurang terlatih bersosialisasi dan mencari pasangan.

Kemunculan Bisnis Sewa Pacar

  • Sejak 2010, agensi, aplikasi, dan situs web bermunculan menawarkan jasa pacar “pinjaman”. Popularitasnya terdongkrak setelah film “Contract Love” (2007) menyita perhatian publik.

  • Mayoritas pengguna adalah perempuan berusia 25 tahun ke atas, berpendidikan dan berkarier mapan, yang ingin melewati momen keluarga tanpa tekanan soal jodoh.

  • Permintaan biasanya melonjak 20–25% menjelang dan selama perayaan Tahun Baru Cina.

Kriteria Pasangan yang Dicari

  • Sifat: ramah, sopan, komunikatif.

  • Profil: pekerjaan stabil, tinggi badan 170–180 cm, rapi, berwawasan.

  • Kesan intelektual: kerap diminta mengenakan kacamata, bisa bermain mah-jong, dan piawai merespons obrolan keluarga.

  • Layanan ekstra: mampu menenangkan kekhawatiran soal pernikahan, menjawab “interogasi” keluarga, serta membangun kenyamanan dengan orang tua.

Jenis Layanan dan Kisaran Biaya

  • Paket layanan bisa disesuaikan: menemani kunjungan keluarga, menghadiri jamuan, hingga sentuhan fisik ringan (mis. bergandengan tangan atau pelukan sopan) sesuai kesepakatan.

  • Biaya bervariasi dari jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung durasi, lokasi, dan tingkat “peran” yang diminta.

  • Metode pembayaran kini fleksibel: tunai, transfer bank, hingga platform pembayaran digital seperti Paypal.

Tren di Negara Lain, Termasuk Indonesia

  • Fenomena serupa hadir di Singapura, Jepang, dan Indonesia. Kebutuhan dominan: pendamping untuk momen-momen spesifik seperti pernikahan, perayaan akhir tahun, atau reuni keluarga.

  • Di Indonesia, alasan utama adalah gengsi dan tekanan menikah muda. Layanannya cenderung lebih sederhana: mendampingi dalam waktu terbatas tanpa sentuhan fisik atau “peran” khusus.

  • Durasi biasanya beberapa jam, dengan tarif puluhan hingga ratusan ribu rupiah—relatif terjangkau dibanding negara lain.

Catatan Etika dan Keamanan

  • Batasan peran perlu disepakati jelas sejak awal: apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.

  • Utamakan keselamatan kedua belah pihak: verifikasi identitas, gunakan kontrak tertulis, dan pilih platform/agensi tepercaya.

  • Pertimbangkan dampak psikologis: pengalaman “berperan” di hadapan keluarga bisa memicu rasa tidak nyaman jika ekspektasi tidak dikelola.

Di tengah tekanan sosial soal status hubungan, jasa sewa pacar muncul sebagai respons praktis sekaligus celah bisnis. Terlepas dari pro dan kontra, fenomena ini memotret betapa kuatnya pengaruh budaya keluarga terhadap keputusan pribadi—serta bagaimana pasar cepat beradaptasi menjawab kebutuhan yang sangat spesifik.

Our social media

LOGIN

Welcome back

Welcome back! Please enter your details.

Don't have an account?

Our social media

Bergabung dengan (X) S.M.L Society

to enjoy 20% VIP Discount online and at all stores plus 50,000 points that you can use for your initial purchase

(X) S.M.L 12.12 Sale

30%off *min.spend 499k

Discont Up to

50%

+

Tambahan Voucher

30%

Code Voucher:

12.12

at checkout
12-14 December 2025

Register

Welcome! Please enter your details.